Untuk Kamu Generasi Instan, Cintailah Proses

Di zaman yang modern ini, ada salah satu hal yang terjadi di masyarakat kita terutama di golongan anak muda, yaitu gaya hidup instan. Gaya hidup yang menginginkan segala sesuatu itu cepat adanya, seperti membalikkan telapan tangan saja.

Gaya hidup ini berlaku untuk segala hal, bisa dalam hal makanan, mencari rezeki bahkan mencari ketenaran. Orang terkadang ingin mencapainya dengan cepat tanpa mau mengeluarkan banyak tenaga atau pikiran.

Banyak anak muda yang kemudian melakukan hal-hal di luar nalar bahkan mendobrak aturan atau norma yang ada hanya demi satu kata viral. Empati yang seharusnya dijunjung pun seakan seperti sesuatu yang dilupakan bahkan mungkin dipendam supaya mati. Semua tertutup dengan keinginan untuk menjadi terkenal.

Hal lainnya yang mungkin dilupakan oleh generasi instan untuk menyebut generasi yang mempunyai gaya hidup serba instan ini adalah bahwa mereka melupakan apa yang dinamakan proses. Bahkan budayawan Sujiwo Tejo pernah memberi pesan bahwa suatu proses sama pentingnya dibanding hasil. Hasilnya nihil tak apa, yang penting sebuah proses telah dicanangkan dan dilaksanakan.

Kita tentu ingat ketika ingin menikmati mi instan. Kita harus tetap melewati proses untuk mendapatkannya. Meskipun namanya mi instan, tapi tetap ada proses memasak di sana. Kita harus tetap mendidihkan air, memasak mi-nya, memasukkan bumbu-bumbu dan barulah kita bisa menyantapnya. Bahkan untuk mi goreng, ada satu tahapan yang perlu dilakukan yaitu meniriskan mi-nya.

Dari beberapa hal di atas, mungkin kemudian ada yang bertanya mengapa proses itu penting? Kalau ditelaah dan dianalisa, kita bisa menyimpulkan beberapa alasan mengapa sebuah proses itu penting daripada hasil.

Pertama, proses adalah inti dari hasil yang direncanakan dan yang akan didapatkan. Hal ini tentu kita amini bersama, karena secara logika sebuah hasil adalah rangkaian dari proses. Mungkin kita ambil contoh saja ketika membuat tulisan ini. Ada proses yang harus dilewati misalnya menentukan arah tulisan, mengumpulkan referensi-referensi yang mendukung, menulis dan kemudian melakukan penyuntingan. Proses yang cukup panjang tentunya.

Baca Juga: Lima Fakta Tentang Buya Hamka yang Tak Banyak Orang Tau

Kedua, berbagai macam proses akan mendatangkan pembelajaran. Proses yang telah direncanakan, mungkin tidak berjalan sempurna. Oleh karena itu, kita bisa dengan perlahan memperbaikinya hingga pada akhirnya tujuan kita pun akan tercapai. Dengan begitu kita pun secara tidak langsung mendapatkan pembelajaran darinya.

Ketiga, berbagai macam proses yang ada akan melatih mental kita. Tahapan suatu proses dengan tantangan di dalamnya, akan membuat mental kita teruji. Hal ini tentu penting dalam rangka mencapai tujuan yang kita tetapkan, karena jalan menuju ke sana tidaklah semulus yang kita perkirakan.

Keempat, melewati proses akan membuat kita lebih menghargai hasil yang telah kita dapatkan. Hal ini akan terjadi kalau kita telah melewati proses yang panjang, melelahkan, dan mungkin menyakitkan. Terkadang hasilnya pun tidak sebanding dengan proses yang telah dijalani. Namun, kita akan tetap menghargainya, karena tahu betapa susahnya kita mendapatkannya.

Kelima, proses akan membuat kita dapat menilai suatu hasil dari sudut pandang yang jauh lebih baik. Kita tentu setuju bahwa proses yang baik akan mendatangkan hasil yang baik. Oleh karena itu, kita pun kemudian bisa mendapatkan sudut pandang baru dari apa yang kita lakukan apabila hasil yang dapatkan tidak sesuai dengan yang kita inginkan. Kita akan mendapat perspektif baru berkaca dari hasil yang kita dapatkan.

Sebagai penutup sebuah quote dari seorang bijak mungkin bisa direnungkan bersama, terutama untuk generasi instan. Quote itu berbunyi, “Orang yang mencintai proses akan berjalan lebih jauh dan bertahan lebih lama daripada orang yang hanya fokus pada hasil.” Sebuah quote yang mengajak kita untuk mencintai proses ketika ingin mencapai tujuan. Memang berat, tetapi tetap harus dilakukan, karena bukti sudah terpampang jelas di mata kita.

CATATAN: Karya ini termasuk dalam 10 terbaik dari Lomba Menulis Artikel Populer Narasi Nara Tahun 2023

(Editor: Moh Andy Iqbal)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *