Dalam dunia kerja sikap menjadi hal yang paling dibutuhkan. Sikap juga menjadi penentu perilaku seseorang yang dapat dilihat secara langsung oleh orang lain. Dengan adanya sikap tersebut maka orang lain bisa menilai tentang bagaimana baik buruknya kinerja seseorang dalam bekerja. Kemudian dari sikap seseorang akan menjadi penentu kepuasan kerja bagi seseorang. Dalam artikel ini akan membahas mengenai sikap dan kepuasan kerja seseorang.
Apa itu Sikap?
Sikap atau attitude merupakan pernyataan-pernyataan evaluative baik yang menyenangkan maupun tidak menyenangkan mengenai suatu objek, orang, bahkan peristiwa. Sikap juga dapat dikatakan sebagai bentuk refleksi perasaan seseorang tentang sesuatu.
Tiga Komponen Sikap
Dalam hal ini beberapa peneliti berasumsi bahwa sikap terdiri dari tiga komponen utama, yaitu:
- Komponen Kognitif
Komponen kognitiif merupakan sebuah komponen yang berisikan tentang apa yang dipikirkan mengenai objek atau sikap tertentu. Komponen kognitif terdiri dari presepsi dan keyakinan pada diri seseorang.
- Komponen Afektif
Komponen afektif adalah komponen sikap yang berupa kesiapan seseorang untuk berperilaku yang berhubungan dengan objek sikap. Afektif dapat dikatakan juga sebagai segmen perasaan atau emosional dari suatu sikap yang berujung pada hasil perilaku seseorang.
- Komponen Perilaku
Komponen perilaku atau komponen konatif dalam sikap ini menunjukkan kecenderungan perilaku yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan objek sikap yang dihadapinya dalam bentuk tindakan.
Setelah mengetahui definisi dari sikap dan komponen-komponen utamanya, maka yang selanjutnya membahas tentang kepuasan kerja.
Apa sih Kepuasan Kerja?
Kepuasan kerja atau kepuasan karyawan adalah ukuran dari tingkat kepuasan pekerja dengan jenis pekerjaan mereka. Hal ini berkaitan dengan sifat dari tugas pekerjaannya, hasil kerja yang dicapai, bentuk pengawasan yang diperoleh, dan perasaan suka terhadap pekerjaan yang dijalankan.
Apakah Seseorang Puas dalam Pekerjaannya?
Terkait dengan pertanyaan apakah seseorang puas dalam pekerjaannya tersebut, dapat diartikan bahwa orang yang bekerja pasti akan merasakan seberapa puas mereka terhadap pekerjaannya. Apabila seseorang merasakan puas terhadap hasil pekerjaannya, kemungkinan besar seseorang tersebut akan terus untuk meningkatkan kualitas kerjanya. Dengan demikian akan mendapatkan kepuasan kerja yang lebih baik lagi. Untuk itu perlu dilakukan pengukuran kepuasan kerja terhadap pekerja atau karyawan.
Dalam sebuah studi independen yang dilakukan terhadap pekerja di Amerika selama 30 tahun terakhir, memperlihatkan adanya indikasi banyak pekerja yang merasa puas dengan pekerjaannya dibandingkan dengan yang tidak puas. Riset menunjukkan tingkat kepuasan sangat beragam, tergantung pada aspek kerja atau bidang pekerjaan yang digeluti.
Kepuasan kerja juga tampak relevan di berbagai budaya. Hal tersebut menyebabkan terjadinya perbedaan kepuasan kerja antara budaya Barat dengan kepuasan kerja budaya Timur. Namun, bukti ilmiah menyatakan bahwa pekerja budaya Barat memiliki kepuasan kerja yang lebih tinggi dibandingkan dengan budaya Timur.
Baca juga: Esteem Economy: Alasan Teoritis Orang-orang Mengejar Pengakuan di Media Sosial
Dampak Pekerja yang Tidak Puas terhadap Tempat Kerja
Semisal pada suatu perusahaan terdiri dari atasan atau bos perusahaan yang baik dan bijak. Serta lingkungan kerja yang nyaman dan rekan kerja yang suportif dapat menjadi faktor seseorang merasa puas terhadap pekerjaannya. Namun, bagaimana jika hal yang terjadi sebaliknya?
Banyak alasan atau tindakan yang diambil oleh pekerja apabila merasa tidak puas dengan pekerjaanya. Para pekerja tersebuut mungkin mencoba berbagai cara agar dapat dikeluarkan dari perusahaan atau dengan mengundurkan diri (resign). Akan tetapi, sebelum melakukan pengambilan keputusan, pekerja yang mengalami ketidakpuasan terhadap pekerjaanya juga sudah mengetahui konsekuensi dari tindakan mereka.
Terdapat empat dampak atau respon yang dialami oleh seorang pekerja apabila mereka merasa tidak puas dengan pekerjaannya, yaitu sebagai berikut:
- Keluar: Respon keluar atau exit merupakan bentuk ketidakpuasan yang diungkapkan lebih mengarah ke perilaku untuk meninggalkan suatu organisasi atau perusahaan. Termasuk mencari sebuah posisi di lingkungan baru serta pengunduran diri. Dengan adanya pemberhentian seseorang atau pengunduran diri tentu akan berdampak buruk bagi citra dan kemujuan perusahaan atau organisasi.
- Suara: Suara atay voice adalah bentuk ketidakpuasan yang diungkapkan melalui tindakan perbaikan masalah dengan berdiskusi. Diskusi dilakukan baik antara atasan dan bawahan yang kemudian mengambil beberapa keputusan bersama atau serikat sebagai jalan tengah.
- Kesetiaan: Kesetiaan atau loyalty merupakan sebuah respon ketidakpuasan yang diungkapkan secara pasif dengan menunggu kondisi membaik. Pekerja juga tetap berusaha dan memiliki pandangan optimis pada organisasi atau perusahaan serta manajemennya untuk melakukan perbaikan.
- Pengabaian: Pengabaian atau dalam bahasa gaulnya neglect adalah suatu bentuk respon ketidakpuasan yang diungkap secara pasif. Pekerja melakukannya dengan cara membiarkan kondisi pada organisasi atau perusahaan tersebut memburuk, seperti keterlambatan absen, dan tingkat kesalahan yang bertambah.
(Editor: Rifki Elindawati)
Leave a Reply