Pemuda: Harapan Bangsa atau Ancaman Bangsa?

“Beri aku seribu orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, beri aku sepuluh pemuda, niscaya akan kuguncang dunia!” – Ir. Soekarno

Pernyataan ini merupakan salah satu pernyataan fenomenal yang diucapkan oleh bapak proklamator kemerdekaan Indonesia. Ir. Soekarno yang menunjukkan keyakinan dirinya terhadap potensi dan kekuatan yang dimiliki oleh pemuda yang mampu untuk “mengguncang dunia” sebagai pembawa perubahan nyata bagi bangsa Indonesia hingga mempengaruhi dunia. Jika kita mengingat kembali perjalanan sejarah bangsa Indonesia dimulai dari era sebelum kemerdekaan, saat kemerdekaan, dan setelah kemerdekaan, tentunya pernyataan ini memang benar adanya.

Perjalanan sejarah bangsa Indonesia tidak pernah lepas dari kontribusi besar kelompok pemuda. Dimulai dari terbentuknya organisasi Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908 yang menjadi cikal bakal kebangkitan nasional. Dilanjutkan dengan pergerakan-pergerakan kedaerahan seperti Jong Java, Jong Sumatrenan Bond, Jong Bataks Bond, Jong Minahasa, Jong Ambon, Jong Celebes, sampai lahirnya peristiwa sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Momen ini menjadi ajang persatuan bagi seluruh pemuda Indonesia dalam menjunjung tinggi nasionalisme dan kesatuan bangsa. Sampai pada akhirnya proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia berhasil dikumandangkan pada tanggal 17 Agustus 1945. Kemerdekaan lahir dari desakan kelompok muda agar Bung Karno segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia setelah kekalahan Jepang atas sekutu.

Perjuangan pun masih berlanjut hingga era setelah kemerdekaan. Pada tanggal 21 Mei 1998, menjadi awal runtuhnya pemerintahan orde baru sekaligus menjadi penanda dimulainya era reformasi. Terjadi melalui demonstrasi besar-besaran oleh kelompok besar mahasiswa sebagai bentuk ketidakpuasan terhadap kepemimpinan pemerintahan orde baru yang identik dengan ketidakbebasan berpendapat dan mengakarnya praktik KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme). Seluruh perjalanan kehidupan bangsa Indonesia ini menjadi saksi sejarah yang tak terbantahkan bahwa kontribusi pemuda sangatlah besar dalam memperjuangkan kemerdekaan. Serta membawa perubahan yang menentukan arah perkembangan bangsa Indonesia.

Setelah kita melihat kilas balik perjalanan sejarah tersebut, tentunya kita dapat mengetahui bahwa pemuda selalu identik dengan energi dan semangat yang tinggi. Berperan sebagai pembawa agen perubahan dan pembaharuan, memiliki mentalitas pemenang, dan pribadi yang kritis, adaptif, solutif, inovatif, dan kreatif. Sifat-sifat inilah yang selalu diharapkan sebagai pondasi utama yang wajib dimiliki oleh setiap pemuda bangsa saat ini. Karena Indonesia telah diprediksi akan mengalami puncak bonus demografi yang akan terjadi pada tahun 2030. Dengan keuntungan banyaknya jumlah penduduk usia produktif dibandingkan dengan usia non-produktif.

Baca Juga: Diet Karbon, Gaya Hidup Kekinian Bantu Rawat Bumi dan Diri

Pemuda saat ini mengemban tugas sebagai harapan bangsa terhadap perkembangan dunia yang semakin cepat dan penuh dengan ketidakpastian. Disebabkan karena bentuk penjajahan yang terjadi pada abad ke-21 ini sudah bukan lagi dilakukan secara fisik (perang). Melainkan dengan bentuk penjajahan yang secara non fisik (tidak langsung) melalui globalisasi yang semakin menghilangkan batasan-batasan antar negara.

Namun, di tengah berbagai narasi indah tentang potensi positif harapan bangsa, ternyata ada perspektif lain yang tidak dapat dipandang sebelah mata. Bahwa pemuda yang digadang-gadang menjadi harapan bangsa ini juga memiliki kemungkinan untuk menjadi ancaman bagi bangsa Indonesia. Apabila potensi dari pemuda ini tidak dipersiapkan dan dibentuk dengan benar oleh pemerintah maupun dari diri pemuda itu sendiri. Sehingga bukan tidak mungkin manfaat yang akan diberikan dari momen bonus demografi malah justru akan menjadi bumerang bagi bangsa Indonesia sendiri.

Kita tentunya sudah tidak asing lagi melihat kehidupan di cafe-cafe yang penuh dengan pemuda dan bahkan anak-anak yang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk bermain game secara berlebihan dan nongkrong yang kurang bermanfaat. Membuat mereka tidak mau membantu orang tuanya dan memiliki sifat toxic. Kita juga sering melihat fenomena sosial ketika media sosial dibuat menjadi ajang pamer dan meningkatkan budaya konsumtif. Membagikan semua kehidupan di sosial media tanpa mereka sadari bahwa setiap detik yang kita lakukan di dalam internet selalu terpantau dan terdata. Kemudian membuat pemuda menjadi lebih stress yang hanya akan mengganggu waktu istirahat dan kesehatan mereka, dsb. Dengan melihat beberapa fenomena yang sedang terjadi pada pemuda saat ini, tentu kita mulai bertanya-tanya: apakah ini gambaran pemuda harapan bangsa itu? ataukah justru pemuda adalah ancaman bangsa?.

Tentunya kita juga harus menyadari bahwa gambaran pemuda bangsa Indonesia pada saat ini tidak sepenuhnya digambarkan dengan fenomena-fenomena yang kita lihat diatas. Masih banyak prestasi-prestasi yang ditorehkan pemuda saat ini yang begitu mengharumkan bangsa Indonesia dari berbagai bidang. Seperti Maudy Ayunda yang menjadi jubir pemerintah dalam presidensi G-20 Indonesia, Putri Ariani yang baru-baru ini menggemparkan panggung America’s Got Talent dengan suara indahnya, atlet-atlet muda peraih medali olimpiade dan Asian Games, hingga beberapa anak muda Indonesia yang berhasil masuk Forbes 30 under 30, dan masih banyak lagi talenta muda Indonesia berprestasi diluar sana.

Pemuda sebagai harapan bangsa tentunya dikembalikan kepada diri kita masing-masing. Namun melalui tulisan ini, kita sebagai pemuda-pemudi Indonesia tentunya memilih untuk menjadi harapan bangsa. Kita tidak perlu memulai perubahan ini dengan hal-hal besar, cukup dimulai dari diri sendiri. Berani untuk berpikir kritis dan peduli dengan kondisi yang sedang terjadi saat ini, dengan mau memiliki rasa penasaran dan mau belajar untuk mengetahuinya. Pantang menyerah ketika menghadapi kegagalan, dan mau mengambil langkah kecil untuk memulai perubahan. Maka kita sudah berhasil untuk tetap membawa terang harapan bangsa di dalam diri pemuda-pemudi Indonesia

CATATAN: Karya ini termasuk dalam 10 terbaik dari Lomba Menulis Artikel Populer Narasi Nara Tahun 2023

(Editor: Moh Andy Iqbal)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *