Banyak tokoh-tokoh peradaban dunia yang telah kita dengar selama ini. Tokoh-tokoh yang dikenal akan kesuksesannya semasa era peradaban awal hingga pertengahan dunia ini. Mulai dari para ilmuwan, para kesatria, hingga para raja kerap diperkenalkan oleh para guru semasa duduk di bangku sekolah. Sebagai harapan agar kita dapat meneladani kesuksesan mereka. Namun ada satu hal penting yang tak jarang orang-orang ajarkan. Bahwa di balik kesuksesan mereka berdirilah perempuan-perempuan hebat yang amat berjasa di baliknya.
Para Tokoh Peradaban dan Perempuan di Baliknya
Pernahkah kalian mendengar kisah Imam al-Bukhari yang sembuh dari kebutaan berkat do’a sang ibunda? Atau siapa yang tidak mengenal Nancy Edison? Ibunda dari The Wizard of Menlo Park yang membesarkan dan mengajari putranya sendiri di rumah. Lantaran sekolah-sekolah tidak ingin menampung anaknya yang menderita disleksia. Ada pula kisah Huma Hatun, kegigihannya dalam mengajari geografis wilayah konstatinopel. Penenaman karakter setiap selesai Shalat Shubuh menjadi sebab kunci kesuksesan putranya dalam menaklukkan ibu kota, dari salah satu kekaisaran terbesar di abad kuno kala itu. Tak lupa dengan kisah perjuangan ibunda kita Khadijah Rhadiallahu ‘Anha, yang merelakan seluruh hartanya demi kepentingan dakwah suaminya dan keberlangsungan hidup Kaum Muslimin. Ya, semua kisah-kisah di atas merupakan segelintir kisah tentang perempuan-perempuan hebat di balik kesuksesan tokoh-tokoh peradaban dunia.
Sehebat apapun manusia tetap akan membutuhkan suatu dukungan. Karena pada dasarnya manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Baik dukungan sosial, dukungan emosional, dukungan penghargaan dan lainnya. Semuanya sangat mempengaruhi seseorang dalam mencapai keberhasilan atau kesuksesannya akan suatu hal. Perempuan memang tidak memiliki fisik yang kuat layaknya laki-laki. Tidak bisa melakukan pekerjaan-pekerjaan yang berat seperti mengangkat batako, membangun rumah, atau membajak sawah. Tetapi perempuan memiliki kelebihan dalam hal memberikan dukungan.
Baca Juga: Anak Muda Harapan Bangsa
Oleh karena itu di balik besarnya jasa para perempuan hebat dalam kesuksesan anak atau suami mereka, tentu dibutuhkan dukungan yang kuat untuk mewujudkannya. Diantara kunci dasar dari dukungan yang kuat tersebut adalah ketekunan, kesabaran dan kecerdasan. Bayangkan saja apabila ibunda Imam al-Bukhori menyerah begitu saja dalam mendo’akan kesembuhan dan membiarkan putranya buta selama hidupnya, akankah kita mengenal Kitab Shahih Bukhori yang menjadi salah satu rujukan utama dalil-dalil hadits untuk Kaum Muslimin saat ini? Atau apabila Nancy Edison tidak memiliki kecerdasan dan kesabaran dalam mendidik putranya di rumah, akankah kita hidup di bawah terang lampu layaknya saat ini?
Jadilah Perempuan Hebat Tersebut
Dapat kita lihat dalam buku-buku sejarah, bahwa perempuan yang dikenal akan kecerdasannya cenderung lebih sedikit dibanding perempuan yang dikenal akan kecantikannya. Terbukti dari apa yang terjadi di kalangan masyarakat, bahwa kalimat “Oh, yang cantik itu bukan?” lebih sering diucapkan dibandingkan kalimat “Oh, yang menang lomba di Jakarta kemarin?”. Melihat hal ini, apakah tak terbesit dalam diri kita ingin menjadi salah satu dari sedikitnya perempuan-perempuan yang dikenal akan kecerdasannya tersebut? Seperti menjadi penerus Marie Curie sebagai ilmuwan dalam bidang sains, atau penerus Fatimah Al-Fihri sebagai aktivis sosial dalam bidang pendidikan, atau mungkin penerus R. A. Kartini sebagai aktivis emansipasi wanita.
Dari beberapa artikel penelitian yang saya temukan, dikatakan bahwa otak perempuan memiliki Hippocampus atau bagian yang digunakan untuk menampung memori lebih besar dibandingkan milik otak laki-laki. Hal inilah yang menyebabkan perempuan akan cenderung lebih mudah menyerap berbagai informasi dan mampu mengingat detail-detail akan sesuatu. Diikuti penelitian yang mengatakan bahwa Neurotransmitter perempuan seimbang antara kebutuhan otak kanan dan keinginan otak kiri. Melalui dua penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa perempuan pun memiliki kesempatan dalam berkreasi dan berinovasi sehebat laki-laki atau mungkin dapat melampaui mereka.
Jika Bisa Keduanya, Mengapa Tidak?
Memang benar adanya jika kecantikan pada saat ini bagaikan segalanya bagi perempuan. Saya mengakui bahwa beauty privilege is a real thing. Namun apalah gunanya jika kita hanya mengandalkan kecantikan untuk bertahan di era serba digital ini. Kecantikan akan memudar seiring berjalannya waktu, tetapi sebaliknya kecerdasan akan sangat berguna hingga kapanpun bahkan setelah kita meninggal. Karena tidak dapat dipungkiri bahwa smart privilege pun berpengaruh besar saat ini. Ingatkah Anda mendengar istilah “Orang cerdas itu auranya beda?” itu adalah salah satu bukti bahwa orang cerdas tidak kalah menarik dibandingkan orang cantik.
Berfokus pada kecantikan memang tidak salah. Tetapi alangkah baiknya jika kita memfokuskan diri pada kecerdasan pula. Jika dengan salah satu dari kedua hal tersebut saja telah menimbulkan efek yang kuat, maka apa yang akan terjadi apabila kita menggabungkan keduanya? Sungguh privilege yang akan sangat menguntungkan bagi kita. Maka dari itu, jadilah perempuan yang kaya akan pengetahuannya dan indah akan penampilannya.
CATATAN: Karya ini termasuk dalam 10 terbaik dari Lomba Menulis Artikel Populer Narasi Nara Tahun 2023
(Editor: Moh Andy Iqbal)
Leave a Reply