Menilik Dampak Revolusi Industri terhadap Eksistensi Sumber Daya Manusia

Dunia industri dihadapkan pada perkembangan ekonomi global yang menjadi tantangan sekaligus peluang dari terjadinya perubahan yang begitu cepat. Perubahan yang terjadi menuntut industri untuk melakukan reformasi sistem manajerial demi dapat mengimbangi laju arus globalisasi. Sehingga mau tidak mau ekonomi nasional dipaksa melakukan integrasi dengan ekonomi global.

Percepatan industri melalui revolusi industri menjadi peluang strategis dalam kemajuan dunia industri. Implementasi revolusi industri digadang-gadang dapat meningkatkan daya saing industri di pasar global. Namun bagai pedang bermata dua, revolusi industri nyatanya menawarkan kemajuan sekaligus menjadi ancaman bagi sumber daya manusia.

Tidak dapat dipungkiri bahwa adanya revolusi industri dapat meningkatkan perekonomian melalui efisiensi kerja manufaktur yang menjamin kualitas produk. Namun dengan adanya revolusi industri serta kemajuan yang ditawarkannya, penggunaan teknologi robotik mengharuskan mengurangi tenaga kerja yang telah ada dengan tujuan efisiensi biaya.

Peran Sumber Daya Manusia dalam Industri

Sumber daya manusia memiliki andil penting dalam keberhasilan mengapai tujuan industri. Sumber daya manusia yang dalam konteks ini adalah para pekerja menjadi pelaku utama dalam sistem kerja yang dibangun industri. Maka salah satu faktor maju atau mundurnya suatu industri adalah dari kualitas dan kuantitas sumber daya manusia yang ada di industri tersebut.

Perkembangan Industri

Bertahun-tahun sebelum revolusi industri terjadi, manusia menciptakan barang menggunakan cara tradisional memanfaatkan tenaga hewan dan manusia. Kemudian pada abad ke-18 ditemukan mesin uap yang menjadi titik perubahan sistem industri. Penemuan ini membawa dampak perubahan signifikan dalam bidang pertanian, manufaktur, pertambangan dan cikal bakal majunya teknologi. Puncaknya pada tahun 2017 di pameran CeBIT yang di laksanakan di Jerman, Negara Jepang menyampaikan konsep baru yang disebut Society 5.0 sebagai bentuk penyempurnaan dari era 4.0. Hingga kini, terhitung telah 5 kali terjadi perubahan pada dunia industri.

Dampak revolusi industri

Adanya perubahan pada sistem industri memberi dampak baik melalui efisiensi kerja industri. Dengan memanfaatkan teknologi, industri menjadi lebih cepat dalam alur kerja produksi. Singkatnya teknologi yang muncul dapat menghemat waktu produksi. Pada akhirnya sistem kerja industri dikuasai oleh teknologi robotik yang dikendalikan melalui komputer. Perubahan ini ditanggapi serius oleh para pemilik industri dengan mengimplementasikan era revolusi ini untuk kemajuan. Industri-industri mulai menerapkan perubahan melalui model perubahan tiga langkah yang dikemukakan oleh Kurt Lewin. Model tersebut berusaha untuk mencairkan status quo, pergerakan industri ke arah yang diinginkan dan membekukan perubahan menjadi permanen.

Imbasnya terjadi perombakan besar-besaran yang mengharuskan pengurangan tenaga pekerja digantikan oleh teknologi robot. Dampak inilah yang menjadi sisi negatif dari revolusi industri di mana perubahan menyebabkan banyak tenaga kerja yang menganggur. Perusahaan tidak lagi membutuhkan banyak tenaga kerja, karena tenaga para pekerja sudah tergantikan oleh mesin. Namun mesin tidak bisa berjalan begitu saja, mesin masih memerlukan manusia sebagai operator yang menggerakkan. Pekerja yang tidak memiliki kualitas akan dikeluarkan dari perusahaan.

Baca juga: Kebablasan Eksplorasi Digital Bagi UMKM: Cyberloafing vs Gamifikasi

Selain itu, teknologi membutuhkan sumber daya alam yang lebih besar dalam prosesnya. Konsumsi terhadap bahan baku dan sumber energi menjadi lebih besar, maka hal ini berpotensi membawa dampak yang lebih serius bagi keberlangsungan alam ke depannya. Oleh sebab itu masih dirasa perlu untuk mendayagunakan sumber daya manusia dan menjaga kelestarian alam dengan mempertimbangkan human-ekologi. Antro-ekologis-filsafati bisa menjadi dasar pertimbangan pendayagunaan sumber daya manusia dan teknologi. Sebab dalam paradigma ini berbagai dimensi dapat terangkum di dalam eksistensi manusia dan eksistensi lain. Termasuk di dalamnya keterkaitan antara sumber daya manusia dan teknologi menurut ukuran kemanusiaan dalam dirinya.

Daftar Pustaka

Robbins, Stephen P. Dan Judge, Timothy A. 2015. Organizational Behavior. Jakarta: Salemba Empat.

Armani, Armaidu. 2013. “Kajian Filosofis Terhadap Pemikiran Human-Ekologi dalam Pemanfaatan Sumber Daya Alam”. Jurnal Manusia dan Lingkungan Vol. 20 No. 01.

Satya, Venti Eka. 2018. “Strategi Indonesia Menghadapi Industri 4.0”. Info Singkat, Pusat Badan Keahlian DPR RI Vol. 10 No. 09.

(Editor: Rifki Elindawati)

Encep Fauzan Fathul Gina
Mahasiswa Jurusan Manajemen UMY

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *