Buat saya, cyberpsychology adalah kata yang asing dan rumit sampai saya bertemu dengan salah satu dosen saya, Alfina Rahmatia. Mulanya saya pikir cyberpsychology adalah gabungan dari internet dan psikologi. Ternyata istilah cyberpsychology tak hanya menarik, tetapi juga sangat mengesankan, terlebih ketika materi terebut disampaikan dosen saya di kelas.
Apa itu Cyberpsychology?
Apa yang saya pikirkan pertama kali mendekati benar. Cyberpsychology mempelajari pemikiran dan perilaku manusia dalam kaitannya dengan penggunaan teknologi untuk berkomunikasi dengan orang lain dan penggunaan realitas virtual di Internet. Singkatnya, cyberpsychology merupakan studi tentang perilaku manusia saat menggunakan komputer. Dahulu, mungkin hanya penduduk kota saja yang sering menggunakan teknologi dan internet. Namun seiring berjalannya waktu, teknologi dan internet semakin berkembang, khususnya di Indonesia. Di mana pada tahun 2020, diperkirakan ada hampir 4,1 miliar pengguna internet.
Tak hanya di kota besar, kini di desa-desa pun sudah banyak akses jaringan Wi-Fi sebagai sumber internet. Bukan hanya satu atau dua rumah, hampir setiap rumah kini memiliki koneksi Wi-Fi. Ini merupakan bukti pesatnya perkembangan teknologi dan internet saat ini.
Saya pribadi sangat bersyukur hidup di zaman yang serba canggih ini. Dengan bantuan teknologi dan internet, kita dapat menemukan banyak informasi, baik dari dalam negeri hingga luar negeri. Selain itu, kita juga dapat berkomunikasi jarak jauh, membantu menyelesaikan pekerjaan lebih cepat, atau bahkan digunakan untuk sekadar hiburan saja.
Di Balik Berkembangnya Internet
Selain perkembangan teknologi dan internet membawa banyak manfaat, teknologi dan internet juga menghadirkan dampak negatif. Dampak negatif tersebut seperti munculnya berita palsu atau hoax, konten pornografi yang mewabah, cyberbullying, terlalu mudah berinteraksi dengan orang asing sehingga rawan terjadi penipuan, hingga masalah sistem keamanan informasi data pribadi. Selain kasus tersebut, ternyata kasus terorisme dan peredaran narkoba juga memanfaatkan teknologi dan internet pula.
Dalam cyberpsychology muncul pula istilah Online Disinhibition Effect atau ODE yang merupakan salah satu dampak atau akibat dari Cyberpsychology. Menurut John Suler, ODE adalah keadaan psikologis yang dialami seseorang ketika mereka lebih nyaman menunjukkan perilaku, dan mengekspresikan perasaan atau pikiran tertentu secara online dibandingkan di lingkungan nyata. Singkatnya, ODE adalah ketidakmampuan untuk mengontrol inhibition control atau tingkah laku yang tertanam pada habit seseorang.
Mengenal Online Disinhibition Effect
ODE dapat dibagi menjadi dua arah yang berlawanan, yaitu benign disinhibition dan toxic disinhibition. Benign disinhibition adalah ketika seseorang lebih terbuka untuk berbagi hal-hal pribadi tentang diri mereka, berbagi perasaan mereka dan menunjukkan kebaikan dan kemurahan hati di dunia maya bahkan ketika mereka tidak seperti itu di kehidupan nyata. Sebagai contoh, meskipun seseorang tidak dapat memulai percakapan dalam kehidupan nyata, di dunia maya mereka dapat dapat dengan nyaman berbagi emosi melalui kata-kata. Orang tipe ini berusaha untuk lebih memahami dan mengembangkan diri untuk memecahkan masalah interpersonal.
Di sisi lain, toxic disinhibition adalah kondisi di mana seseorang menggunakan kata-kata kasar, menunjukkan perilaku kebencian, menunjukkan kemarahan, bahkan memberikan ancaman di dunia maya. Contoh perilaku yang sering kita lihat adalah cyberbullying, bentuk kekerasan dan penghinaan di jejaring sosial atau bullying di dunia maya. Orang-orang seperti ini hanya menjadikan dunia maya sebagai tempat meluapkan emosi atau keluh kesah saja. Kegiatan yang dilakukan pelaku biasanya tidak memberikan manfaat sehingga tidak menunjukkan perkembangan pribadi. Seperti aplikasi twitter yang menjadi ajang sambat penghuninya.
Cyberpsychology dan ODE memiliki keterkaitan karena perkembangan teknologi di Indonesia saat ini membawa dampak baik dan buruk pada perilaku manusia. Menurut saya kesadaran, kontrol diri, dan keyakinan terhadap diri sendiri adalah hal penting dalam merespon sesuatu termasuk dalam menyikapi perkembangan teknologi dan internet saat ini.
Leave a Reply