Manusia adalah makhluk yang rumit karena sejatinya tidak ada panduan yang jelas dan pasti tentang perasaan dan pola pikir seorang manusia. Banyak sekali hal yang tidak terduga dan tidak dapat dimengerti terjadi dalam kehidupan manusia. Beberapa moment dilalui begitu saja, apakah nantinya manusia mendapatkan peran sebagai subjek ataukah sebagai objek? Begitu kompleksnya apa yang ada pada manusia sebagai makhluk yang berakal, menuntut manusia untuk segera mencari cahaya penerang di kala gelap gulita. Agar dapat menuntun diri melalui langkah-langkah progresif yang sifatnya berkelanjutan (continue) dan bertujuan.
Manusia yang telah hidup di dunia ini dilahirkan dengan membawa keunikan dengan berbagai kemungkinan tak terbatas. Namun terkadang krisis kepercayaan biasanya akan mengiringi masalah-masalah terhadap harapan yang patut diwujudkan. Dari krisis ini pun menghambat dirinya dalam menjalani hidup sepenuhnya sebagai manusia yang berakal. Hingga menghinggapi perasaan-perasaan gundah gulana yang menghantui lalu menghardik diri sendiri terhadap pertanyaan-pertanyaan yang akan membebani. Lepaskan semua kemampuan (ability) yang ada pada diri dengan mengapresiasinya dalam penentuan tujuan (goals) dan melahirkan sebuah fikiran dan keberanian terhadap mimpi “bahwa saya percaya dan bahwa saya bisa”.
Dengan kehampaannya dalam menentukan tujuan, dirasa hanya sebuah angan-angan yang akan memanipulasi seolah-olah manusia telah hidup dan berjalan pada porosnya. Hakikat pada tujuan pun terkadang hanya menjadi cermin yang hanya memantulkan bayangan yang ada di hadapannya bukan pada kenyataannya. Halusinasi terhadap rasa keberanian akan berfikir dan melakukan sesuatu yang dianggap sulit bukan karena tidak mampu tetapi manusia tidak berani menghadapinya. Diperlukan pemikiran terbuka (open mind) yang terbebas tanpa batas namun terarah sebagai langkah absolut pencerahan. Mencoba berdiri dan mencari setiap keadaan yang diharapkan, jika tidak menemukan maka ciptakan.
Keuntungan absolut sebagai manusia adalah dengan mempunyai kekuatan akal untuk berfikir. Memikirkan sesuatu yang menjadi harapan bukan hanya untuk hari ini saja namun juga untuk masa yang akan datang. Ketika mengatakan bahwa suatu saat “saya akan pergi ke bulan atau menjadi the next alm. B.J Habibie” ini terdengar sebuah mimpi yang membumbung tinggi di langit angkasa. Padahal dengan bermimpi, ini merupakan sebuah stimulus yang akan membangkitkan ghiroh pada manusia dalam melangkah dan menetapkan tujuan. Ada sesuatu kekuatan supranatural yang tidak bisa kita bayangkan dan jelaskan dengan akal logika akan keterbatasan manusia ketika manusia bermimpi.
Bermimpi memberikan secercah harapan. Tanpa harapan kita sama halnya dengan mati, dalam artian mungkin bukan mati secara fisik tapi mati secara spritual. Bermimpi juga mendorong munculnya kemampuan terbaik dalam diri manusia. Layaknya embrio yang tertanam bahwa ada sebuah pengharapan akan keberhasilan yang menjadi batu loncatan menuju kepuasan dan pemenuhan terhadap diri. Bermimpi juga memiliki kekuatan spiritual yang terkadang membuat suatu hal yang tidak bisa dihadapi menjadi dapat dihadapi. Saat manusia kehilangan mimpinya, itu berarti sama halnya dengan kehilangan sebagian dirinya. Dengan begitu, manusia akan menjalani hidupnya dalam dunia hitam dan putih, bukan didalam hidup yang penuh warna.
Bisa dikatakan bahwa, ketika manusia merasa tenggelam dalam keputusasaan dan ketidakberdayaan bukan karena berada dalam situasi yang tidak dapat dihadapi, namun karena manusia memilih berhenti untuk bermimipi. Sebagai makhluk, manusia memang merupakan makhluk yang unik karena tidak dapat dipungkiri setiap manusia akan mengisi rongga-rongga kehidupan. Dari manusia-manusia tersebut ada yang memilih memiliki mimpi dan secara aktif berusaha mewujudkannya, ada juga yang mempunyai mimpi tapi tidak melakukan apa-apa dan ada pula manusia-manusia yang tergolong kehilangan mimipi-mimpinya.
Memang sejatinya, mewujudkan mimpi dalam kehidupan bukan perkara yang mudah. Diperlukan keberanian yang frontal dan keuletan yang radikal dalam mendekonstruksikan sebuah mimpi hingga mewujudkannya. Dunia juga biasanya tidak langsung menyukai manusia pemimpi yang berani. Terkadang juga dunia menjadi penghalang dalam upaya manusia bermimpi. Akan selalu ada pergolakan dan pertentangan dalam setiap perjuangan yang mengakibatkan proses jatuh-bangun dalam melandasi setiap perjuangannya. Jika berfikir jernih, sesungguhnya bukanlah sebuah masalah karena; “Kemulian terbesar bukanlah tidak pernah jatuh, tetapi bangkit kembali setiap kali jatuh” – Ralph Waldo Emerson.
Pesan B.J Habibie pun kepada anak negeri bahwa, keberhasilan adalah milik mereka yang berusaha. Dari simpulan kata-kata ini sepatutnya manusia tidaklah hanya diam menerima dan berpangku tangan pada keadaan apalagi menjadi pengekor tetapi selalu selalu berusaha untuk menjadi manusia yang berkarakter. Mereka yang tidak pernah menyerah untuk mengejar mimpi-mimpinya. Percaya dan memegang teguh pendirian karena setiap manusia memang pantas untuk meraihnya. Manusia juga diharapkan selalu siap menjalani tantangan dan siap berkorban dalam setiap kondisi apapun. Manusia bukanlah hidup di negeri dongeng yang dapat sekejap mata dengan “simbalabim” dapat mewujudkan setiap mimipi-mimpinya.
Memang sejatinya kita tidak pernah tau apa yang akan terjadi. We never know about future, just do our best to make it clear, because we propose, Allah dispose and then the happiness will be. Menjadi manusia yang konsisten dalam menjalani hal apapun agar tetap fokus pada jalur-jalur yang telah direncanakan (stay on the track) dalam upaya memaksimalkan setiap potensi yang ada. Bertekad menjadi manusia yang bermanfaat dengan berfikir hari ini untuk memberikan berjuta kebaikan dimasa yang akan datang. Menjadi manusia dengan berjuta mimpi yang akan menghantarkan manusia menjadi manusia yang sebenar-benarnya.
Baca juga: Manusia dan Waktunya
Semua manusia mempunyai kesempatan yang sama dan berhak untuk bermimpi. Tidak ada batasan yang akan mengekang. Cukuplah umur yang terbatas bukan? Manusia-manusia yang berhasilpun dilalui dengan mimpi-mimpi yang berkepanjangan. Bermimpi dengan tanpa takut menjadi usang. Berani membentangkan sayapnya lalu terbang hingga setinggi langit seperti pesawat N-250 Gatot Kaca. Berinteraksi dengan mimpi seolah-olah mimpi adalah teman setia. Teman yang menjaga dalam hangat dan indahnya setiap proses, teman yang menghadirkan cahaya ketika kelam, teman yang mengarahkan langkah di saat kondisi pelik, sebagai manusia pemimpi.
“Do not be afraid to try and fail, if we win, we will be happy but if we lose, we will be wise.”
Yogyakarta, 15 September 2019
(Bukti cintaku pada setiap insan pendobrak mimpi)
Leave a Reply