Ketakutan, Waktu, dan Masa Depan

Ketika saya sedang asik membaca buku, tiba-tiba lampu padam dan suasana menjadi gelap. Karena saya takut menabrak benda yang menghalangi saya, hal pertama yang saya lakukan adalah mencari handphone lalu menyalakan senter agar saya bisa tetap melihat sekeliling dan tidak menabrak apapun yang menghalangi saya. Pengalaman saya tersebut, saya tulis untuk mengawali tulisan ini. Ketakutan, Waktu, dan Masa Depan. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan untuk sesuatu yang tidak jelas, jika kita tau bagaimana cara dan apa yang harus kita perbuat.

Terkadang kita perlu membatasi perbuatan yang ingin kita lakukan dengan adanya kesadaran serta intuisi. Manusia tentu tau mana yang bermanfaat dan mana yang tidak. Keinginan atau nafsu-nafsu yang tidak bermanfaatlah terkadang yang lebih unggul dibandingkan dengan sesuatu yang bermanfaat. Maka dari itu perlu adanya kontrol terhadap diri kita dalam melakukan hal tertentu.

Seseorang menakutkan apa yang akan terjadi pada dirinya di masa depan tetapi tidak mampu mengontrol dirinya di masa kini, bukankah itu hal yang memalukan?

Ketakutan Muncul padahal Tidak Seharusnya

Ketakutan akan sangat berarti di saat kita tidak mengetahui apa yang akan terjadi di waktu yang akan datang. Tetapi ketakutan tidak begitu berarti di saat kita mengetahui penyebab apa yang kita takuti, dan apa yang seharusnya kita lakukan. “Apasih yang membuat kita takut?” Dengan begitu kita sebagai manusia akan menggunakan akal untuk memecahkannya.

Ketakutan yang dialami manusia padahal tidak seharusnya ditakutkan, karena kita sebagai manusia seharusnya sangat mengetahui diri kita dan apa yang kita takutkan. Dengan mengetahui apa yang kita takutnya maka seharusnya tahu apa yang harus dilakukan.

Kita analogikan begini, seorang mahasiswa yang berangkat ke kampus menggunakan motor mempersiapkan jas hujan di dalam jok motornya untuk menghindari ketakutan dia terhadap keterlambatan masuk kelas akibat hujan. Ternyata benar, dia terjebak hujan yang sangat deras, lalu menepi sebentar dan menggunakan jas hujan agar sampai di kampus tidak dalam keadaan basah serta sampai tepat waktu sebelum dosen memulai mata kuliahnya. Apa yang terjadi jika dia tidak menyiapkan jas hujan?

Kemungkinan pertama, jika anak itu tidak menyiapkan jas hujan sebelum berangkat dan saat hujan turun dia menerobos hujan yang sangat deras, maka dia akan sampai di kampus dalam keadaan basah, tetapi tidak terlambat. Namun, apakah dia bisa memasuki ruang kelas dalam keadaan basah?

Kemungkinan kedua, jika anak itu tidak menyiapkan jas hujan sebelum berangkat, dan saat hujan turun begitu deras dia memilih menepi daripada melanjutkan perjalanan menuju kampus. Maka dia akan terlambat untuk memasuki kelas di saat dosen sudah menjelaskan setengah materinya. Bahkan mungkin sudah selesai.

Kemungkinan ketiga, jika anak itu tidak menyiapkan jas hujan sebelum berangkat, dan saat hujan turun begitu deras, dia menepi ke sebuah toko untuk membeli jas hujan agar tidak basah sesampainya di kampus dan tidak terlambat memasuki kelas. Tetapi uangnya berkurang untuk membeli jas hujan.

Dari analogi tersebut, serta kemungkinan-kemungkinan yang terjadi bisa diambil garis tebalnya, yaitu sangat penting kita “mengetahui apa yang kita takuti” dan sangat penting memahami “apa yang seharusnya dilakukan” untuk memecahkan ketakutan yang ditakutkan.

Waktu yang Tepat

Masih berhubungan dengan analogi mahasiswa di atas. Di saat dia menyiapkan jas hujanya sebelum berangkat, karena ketakutan dia terhadap keterlambatan masuk kelas. Dia menggunakan akal serta waktu yang tepat sebelum hujan turun begitu deras dan membasahi tubuhnya dengan menyiapkan jas hujan di dalam jok motornya.

Ketepatan waktu dalam menyiapkan serta mecegah ketakutan yang ditakutkan agar tidak terjadi sangat penting bagi kita sebagai manusia yang pada dasarnya memiliki rasa takut. Dengan kita mengetahui apa yang kita takutkan maka seharusnya waktu yang ada digunakan dengan lebit cermat. Dengan waktu yang ada, seharunya kita sebagai manusia bisa menggunakan waktu itu untuk melakukan tindakan terhadap masalah apa yang kita takutkan. Memanfaatkan waktu dengan tepat sangat penting untuk setiap manusia dalam menyiapkan segala hal untuk sesuatu yang ditakutkanya.

Kebanyakan dari kita sekarang takut akan masa depan apa yang akan dihadapi, tetapi tidak menggunakan waktu yang sedang bersama kita dengan begitu baik. Bagaimana tidak menakutkan masa depan jika hanya bermalas-malasan? Maka dari itu sangat penting memanfaatkan waktu yang ada.

Dengan memanfaatkan waktu yang ada dan memiliki tujuan atau impian, ketakutan di masa depan mungkin tidak akan begitu mengganggu. Karena dengan itu kita tahu apa yang harus dilakukan untuk menuju impian yang diinginkan. Tentu dengan memanfaatkan waktu yang tepat, karena hanya dengan waktu sekaranglah kita bisa menuju sedikit demi sedikit ke suatu waktu yang dinamakan “masa depan” tanpa harus menakutkanya. Melainkan dengan cara bertindak di waktu yang ada.

Masa Depan Itu Masa Kini

Masa depan itu suatu waktu yang akan datang dan kita tidak mengetahuinya seperti apakah itu nanti. Tetapi yang bisa kita lakukan hanyalah dengan memanfaatkan masa kini dan belajar di masa yang telah berlalu. Kebanyakan orang menyebut itu “masa lalu” yang bukan berarti tidak penting. Dengan adanya masa lalu kita bisa belajar dan memperbaiki diri kita dengan melihat apa yang telah terjadi di masa yang sudah berlalu. Mungkin kegagalan yang pernah kita alami, kekecewaan, rasa sedih atau bahkan sesuatu yang membuat kita putus asa hanya dengan menakutkan masa depan.

Baca juga: Stop Book Shaming: Bagimu Bukumu, Bagiku Bukuku

Tidak ada yang benar-benar harus ditakutkan di masa depan. Karena di saat masa itu sudah terjadi, itu akan menjadi masa kini, dan akan ada masa depan lagi dan lagi. Jadi yang harus kita lakukan adalah bergerak dan bertindak sekarang. Masa depan seperti apa yang ingin terjadi ke dalam diri kita.

Tentu kita tidak akan tahu persisnya masa depan semacam apa yang akan terjadi. Namun, dengan tanpa menakutkan hal yang tidak seharusnya ditakutkan dan bertindak di waktu yang tepat untuk menuju masa depan, tentu lebih sangat diperlukan dibanding hanya dengan menakutkanya.

(Editor: Admin Nara)

Ahmad Imam Mustakim
Mahasiswa Prodi Manajemen UMY

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *