Stigma buruk tetang bermain game online mungkin sudah tidak relevan untuk dibicarakan, karena bermain game online juga bisa menjadi sesuatu yang menjanjikan. Baik dari segi materil dan juga karir. Banyaknya kompetisi olahraga elektronik (Esport) merupakan salah satu buktinya, tidak sedikit dari milenials yang bermimpi menjadi seorang altlet Esport untuk mewakili Indonesia di kancah dunia.
Untuk menjadi seorang atlet tentunya tidak mudah, karena butuh proses panjang, bakat, serta perjuangan yang keras. Namun, tidak sedikit dari mereka yang gagal menjadi altet profesional memilih untuk membangun sebuah peluang bisnis dengan menjadi penjoki. Dunia perjokian dalam game online sudah menjadi hal yang lazim dan banyak yang melakukannya. Para penjoki mengambil keuntungan dari skill yang mereka miliki untuk mendapatkan uang. Dan bisa dibilang skill para penjoki ada di atas rata-rata gamers lainnya.
Umumnya, para penjoki mempromosikan jasanya melalui forum yang ada di dalam game online ataupun sosial media seperti instagram, facebook, tiktok, dan lainnya. Salah satu game onlien yang sedang ramai dan marak dengan jasa joki adalah Mobile Legends. Game online yang dimainkan oleh semua kalangan mulai dari anak-anak, remaja, hingga orang tua tentunya bisa menjadi lahan usaha yang menjanjikan bagi para penjoki.
Apa itu Joki Game dan Bagaimana Cara Pengerjaanya?
Istilah joki sebenarnya sudah tidak asing didengar bagi kalangan remaja, apalagi tidak sedikit dari mereka yang mungkin pernah menggunakan jasa joki. Misalnya joki tugas, joki tulis, bahkan joki skripsi. Singkatnya, joki game bisa diartikan sebagai pemain yang menyewakan jasa atau skillnya untuk menaikkan peringkat atau level game pemain lain. Mereka yang dijoki biasanya akan membayar sejumlah uang sesuai dengan berapa banyak poin atau peringkat yang naik. Biasanya kata joki mengarah kepada hal yang negatif karena seseorang bisa mendapatkan hasil instan tapa perlu berusaha atau bisa dibilang nge-cheat.
Cara pengerjaan dari joki game sendiri bisa dibilang cukup unik karena customer akan diminta untuk memberikan data akun gamenya dengan akurat agar dapat diakses. Setelah data diterima, maka penjoki akan mengecek semua data yang diberikan sebelum memulai pekerjaannya Apabila data yang diberikan tidak benar, maka penjoki dapat membatalkan perjanjian. Selama pengerjaan, customer dilarang untuk login atau masuk ke dalam akun game–nya agar jasa joki berjalan lancar dan bisa diselesaikan dengan cepat. Customer hanya perlu menunggu penjoki untuk menyelesaikan pekerjaannya dan mendapatkan konfirmasi dari penjoki. Kemudian, apabila transaksi sudah selesai, customer diajurkan untuk mengubah sandi dari game yang terkait. Hal ini dilakukan untuk menghindari pembobolan atau scam akun dari pihak yang tidak bertanggung jawab.
Harga yang dipatok oleh penjoki juga beragam, mulai dari 5 ribu per bintang sampai ratusan ribu untuk naik hingga tertinggi. Harga bisa berubah tergantung dengan level awal customer. Omset dari penjoki sendiri bisa mencapai 40-60 juta dalam satu bulan, dan setelah dibagikan kepada worker-nya bisa mendapatkan pemasukan bersih sekitar 10-15 juta. Dengan pendapatan sebesar itu tentunya jasa joki game bisa dibilang bisnis yang sangat menjanjikan.
Dampak dari joki game, siapa untung siapa yang buntung?
Jika dilihat secara sekilas jasa joki terlihat sangat menguntungkan bagi keduanya, baik dari pihak penjoki maupun dari pihak customer yang menggunakan jasa dijoki. Untuk penjoki sendiri tentunya mereka mendapa keuntungan dari kerja kerasnya dalam menaikkan level atau poin dari customer dengan bayaran yang telah ditentukan, sedangkan dari pihak customer mendapatkan peningkatan poin tanpa harus susah payah memainkannya secara langsung. Namun, bagaimana dampak dari pemain yang tidak menggunakan jasa joki dan ingin bermain secara kompetitif? Tentunya praktik joki sendiri menimbulkan pro dan kontra. Ada yang merasa telah dirugikan karena mereka merasa tidak ada sportifitas, tetapi ada juga yang menganggap hal ini biasa saja dan menganggap semua lawannya sama.
Ironisnya pemain yang menggunakan jasa joki dianggap hanya mendapatkan kebahagiaan semu oleh pemain lain. Meskipun level yang dicapai tinggi tetapi kemampuan aslinya berada jauh di bawahnya karena level yang dicapai tidak berdasarkan usaha sendiri. Esensi dari bermain game juga seakan-akan sirna dengan adanya praktik joki ini. Tujuan dari bermain game adalah untuk mendapatkan kebahagiaan tapi apa gunanya jika kebahagiaan yang kita dapat hanya bersifat sementara.
Baca juga: Stop Book Shaming: Bagimu Bukumu, Bagiku Bukuku
Banyak dari kalangan Esport yang meminta untuk menindak lanjuti para pelaku joki game. Tidak sedikit negara yang sudah melarang praktik joki ini. Korea Selatan merupakan salah satu negara yang sudah melarang dengan tegas praktik joki game. Hal ini dilakukan karena mereka mendukung penuh perkembangan Esport. Mereka beranggapan praktik joki game akan menyulitkan pemerintah dalam mencari pemain berbakat untuk diikutkan ke dalam turnamen berskala Internasional. Namun di Indonesia, praktik joki masih sah-sah saja karena pemerintah belum siap untuk menerapkan peraturan serupa. Pengguna jasa joki juga tidak merasa dirugikan dengan adanya transaksi tersebut.
Leave a Reply