Menarik untuk mengamati perkembangan teknologi dalam satu dekade terakhir, terutama dalam bidang gadget. Peningkatan inovasi yang signifikan dari tahun ke tahun mengakibatkan permintaan pasar terhadap smartphone juga meningkat sangat drastis. Oleh karena itu, perusahaan yang berkecimpung di dalam dunia teknologi terutama gawai hanya memiliki dua pilihan untuk memenuhi hasrat konsumen terhadap permintaan yang melonjak tinggi yakni inovasi yang berkelanjutan atau kecepatan dalam memproduksi (Time-Based Competition).
Perbedaan Inovasi dan Time-Based Competition
Inovasi adalah proses menciptakan sesuatu yang baru atau berbeda dari yang sudah ada sebelumnya. Dapat berupa produk baru, teknologi baru, atau cara baru untuk melakukan sesuatu. Inovasi di dalam dunia smartphone dapat berupa peningkatan dalam hal desain, teknologi, fitur, dan lain-lain.
Contohnya, adalah penggunaan layar sentuh yang memudahkan interaksi dengan perangkat, kamera yang lebih baik untuk menangkap gambar dengan kualitas tinggi, sistem operasi yang lebih canggih untuk menjalankan aplikasi, dan lain-lain. Inovasi dalam smartphone juga dapat mencakup pengembangan aplikasi yang dapat membantu dalam berbagai aktivitas sehari-hari, seperti navigasi, pembayaran, dan lain-lain.
Sedangkan Time-Based Competition adalah strategi bisnis yang menekankan pada kecepatan dalam menghasilkan dan menyediakan produk atau jasa kepada pelanggan. Strategi ini bertujuan untuk meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaan dengan menawarkan produk atau jasa dengan waktu pengiriman yang lebih cepat dibanding pesaing. Time-Based Competition dapat mencakup berbagai aspek, seperti pengurangan waktu dari ide hingga produk jadi, waktu pengiriman ke pelanggan, dan waktu pelayanan kepada pelanggan.
Strategi Penjualan dan Citra Perusahaan
Kebanyakan produsen smartphone menerapkan strategi Time-Based Competition. Selain karena perusahaan dapat meraup keuntungan lebih banyak, strategi tersebut juga dapat memenuhi permintaan konsumen yang tinggi terhadap smartphone dan menarik pelanggan lebih banyak lagi. Ciri-ciri dari perusahaan yang menerapkan strategi ini adalah memproduksi smartphone baru minimal sebulan sekali dengan spesifikasi yang tidak jauh berbeda dengan pendahulunya, dan biasanya target pasarnya adalah kalangan menengah ke bawah.
Perusahaan yang menerapkan Time-Based Competition kurang memperhatikan aspek inovasi dari smartphone yang mereka produksi karena inovasi memakan waktu yang cukup lama untuk dikembangkan, sedangkan mereka hanya mengejar produksi dan menekan aspek peningkatan-peningkatan yang tidak diperlukan.
Baca juga: Sebelum Bicara Resesi, Kenali Dulu Apa Itu Resesi
Namun, tidak dapat dipungkiri, perusahaan yang mengedepankan inovasi dapat mempertahankan posisi mereka sebagai pesaing terkuat di pasar. Produsen smartphone yang menerapkan strategi Time-Based Competition memiliki kecenderungan sebagai follower dari perusahaan yang terus menerus memberikan inovasi di setiap produknya. Hal ini membuat citra perusahaan sebagai innovator jauh lebih baik.
Biasanya, perusahaan yang menerapkan strategi inovasi memiliki waktu declining product yang lebih lama dikarenakan pengembangan produk membutuhkan waktu yang lama juga. Target pasar yang diincar juga berbeda dari perusahaan Time-Based Competition, yaitu kalangan menengah ke atas, hal ini dikarenakan perusahaan yang berbasis inovasi menjual produknya jauh lebih mahal ketimbang harga pasaran, tetapi tetap dalam proporsi nilai yang diberikan produk kepada konsumen.
Lalu, strategi mana yang lebih baik?
Tidak ada jawaban yang tepat tentang yang mana lebih baik antara Time-Based Competition dan strategi inovasi yang berkelanjutan. Kedua strategi tersebut memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Selain itu, kedua strategi tersebut dapat dikombinasikan dan saling membantu perusahaan dalam meningkatkan keunggulan kompetitif serta meningkatkan pendapatan dan profitabilitas perusahaan, tergantung pada kondisi pasar.
Oleh karena itu, hal yang terpenting adalah menganalisa apakah strategi produksi sudah sesuai dengan target pasar perusahaan, karena kedua strategi tersebut memiliki citra tersendiri di mata konsumen.
Leave a Reply