Seiring dengan perkembangan teknologi pada revolusi 4.0 semakin mempermudah kita dalam melakukan segala hal yang kita mau dan inginkan secara cepat. Khususnya di dunia ekonomi atau yang sering disebut dengan ekonomi digital. Ekonomi digital dapat mempermudah kegiatan ekonomi pada umumnya, karena hal tersebut memanfaatkan kecanggihan internet yang sering disebut dengan AI atau Artificial Intelligence.
Media Sosial Sasaran Ekonomi Digital
Nah, sasaran dari perekonomian digital ini bisa dilakukan melalui media sosial. Kenapa harus media sosial? Karena media sosial ini bisa digunakan sebagai tempat untuk berbisnis dengan mudah dan cepat. Pemanfaatan media sosial tersebut dianggap sangat efektif, karena menghemat waktu, biaya, maupun tenaga. Seiring berjalannya waktu, platform media sosial semakin canggih seperti yang banyak diminati saat ini untuk kegiatan jual beli yaitu Instgaram dan TikTok.
Pemanfaatan platform tersebut tentunya banyak menarik perhatian pembisnis untuk mengubah strategi pemasaran mereka. Yang awalnya promosi dilakukan secara manual, sekarang bisa secara online. Bahkan dari mereka pun tidak tanggung-tanggung bekerja sama dengan influncer untuk memasarkan produknya.
Dalam promosinya tersebut, influencer memanfaatkan keahliannya dalam memasarkan produk. Marketingnya pun dibuat semenarik mungkin untuk menarik minat konsumen agar tertarik membeli produk yang ditawarkan. Terdapat dampak postitif dan negatif dari hal tersebut, kenapa bisa seperti itu? Karena kalau dipikir-pikir pemasaran yang dilakukan oleh influencer yang sangat menggiurkan itu membuat kita jadi terlalu konsumtif, ya gak sih? Yuk simak penjelasan di bawah ini.
Apa Itu Influencer?
Influencer merupakan seseorang yang dapat mempengaruhi konsumen sesuai kemampuan yang dia miliki. Biasanya influencer itu mempunyai followers’ yang banyak dan mempunyai karakteristik tersendiri. Karakteristik itulah yang membedakan dengan influencer lain. Tugas influencer sebenarnya berat karena harus mempengaruhi konsumen tersebut secara online. Jika konsep promosinya monoton akan membuat konsumen jenuh dan bosan sehingga tidak tertarik dengan promosi yang dilakukannya.
Untuk itu, Influencer perlu ilmu yang cukup perihal marketing yang akan dilakukannya. Influencer sendiri terbagi menjadi beberapa jenis, yang mana hal itu disesuaikan dengan followers yang dimiliki. Ada beberapa jenis influencer, berdasarkan jumlah followers, yaitu Nano Influencer (jumlah followers 1.000 – 10.000 orang), Micro Influencer (10.000 – 100.000 orang), Macro Influencer (100.000 – 1 Juta followers), Mega Influencer (lebih dari 1 Juta followers). Kemudian, berdasarkan platform media sosial, ada Influencer Blogger, YouTube, Instagram, dan TikTok.
Pengaruh Influencer terhadap Marketing Perusahaan
Sudah tidak menjadi tanda tanya lagi bahwa perusahaan akan melakukan segala cara untuk mempromosikan produknya. Hal tersebut bertujuan untuk mengenalkan produk yang dibuatnya. Promosi yang dilakukan pun harus disajikan secara menarik dan kreatif agar masyarakat tertarik untuk membeli produk yang ditawarkan.
Segala media promosi yang ada pun dicobanya demi bisa mempromosikan produknya. Tentu hal tersebut akan menguras kantong perusahaan. Oleh karena itu, perlu adanya promosi yang efektif untuk menghemat budget yang ada. Alternatif yang dilakukan perusahaan saat ini cukup baik, yaitu bekerja sama dengan influencer.
Marketing oleh influencer dianggap lebih efektif dan dipercaya oleh masyarakat. Influencer yang sudah melakukan kontrak kerja sama dengan perusahaan tertentu akan mempromosikan produk dengan balutan konten yang kreatif dan menarik. Pemasaran yang dilakukan disesuaikan dengan trend dan kondisi konsumen.
Dengan kreatifitas promosi yang disajikan tersebut maka secara langsung akan mempengaruhi minat beli para konsumen. Hal tersebut akan meningkatkan penjualan produk dari perusahaan tersebut. Sehingga tidak diragukan lagi bahwa influencer sangat cocok dalam hal marketing karena mereka mempunyai pengikut yang banyak pada media sosial pribadinya
Seperti pada realitas yang ada, contoh terdekatnya dari kita sendiri ketika melihat influencer sedang menawarkan produk pasti dalam hati ingin sekali membeli produk itu. Bahkan secara otomatis kita akan mengirimkan pesan ke teman mengenai video review produk tersebut. Nah, secara tidak langsung kita sudah “meracuni” teman kita untuk membeli produk yang dipromosikan itu. Gimana? sekarang sudah paham kan kenapa kok influencer bisa berpengaruh untuk marketing perusahaan.
Hubungan Influencer dengan Perilaku Konsumtif
Perilaku konsumtif merupakan suatu tindakan seseorang untuk membeli produk secara berlebihan yang menyebabkan pemborosan. Semakin pesatnya kemajuan teknologi menyebabkan banyak faktor yang dapat mempengaruhi perilaku atau gaya hidup konsumtif. Salah satunya yaitu faktor media sosial. Melalui media sosial, marketing yang dilakukan akan sangat mudah, apalagi dibantu dengan influencer dalam hal marketing produk perusahaan. Apalagi dari tahun ke tahun pun masyarakat akan selalu mengikuti trend agar terlihat trendy.
Baca juga: Mindful Spending Untuk Kamu yang Suka Kalap
Perilaku konsumtif masyarakat diakibatkan karena akses yang mudah dalam membeli sesuatu barang ataupun jasa. Di era ekonomi digital seperti sekarang yang tumbuh dengan pesat dengan berbagai adanya e-commerce menyebabkan bertransaksi untuk membeli sesuatu dapat dilakukan dalam hitungan menit. Dengan langkah yang bisa dikatakan sangat simple, karena disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat yang tidak mau ribet. Sehingga layanan e-commerce memberikan fitur yang sangat mudah dalam bertransaksi.
Dampak Perilaku Konsumtif
- Boros/Nafsu belanja tidak terkontrol. Akibat dari hal tersebut masyarakat menjadi sulit untuk menabung dikarenakan perliaku konsumtif yang diterapkan di dalam kehidupan sehari-hari ketika melihat barang-barang yang disukai dan kemudian dibeli hanya diakibatkan karena “laper mata” tidak sesuai dengan plan budget yang sudah direncanakan.
- Kecembruan Sosial. Hal ini diakibatkan karena ingin mengikuti gaya hidup seseorang seperti cara berpakaian atau fashion sehingga menimbulkan rasa ingin meniru apa saja yang sudah dibeli dan digunakan untuk orang lain.
- Tidak bisa untuk Menyiapkan Kebutuhan Mendatang/Dana Darurat. Sama seperti akibat yang sebelumnya bahwa akibat dari boros dan tidak mengatur keuangan diakibatkan perilaku yang konsumtif, maka sesorang tidak bisa mengatur keungan untuk masa depan atau kebutuhan yang akan datang jika terjadi sesuatu keadaan yang mengharuskan menggunakan uang dalam jumlah besar. Akibatnya timbullah utang piutang yang itu bisa mengakibatkan seseorang berurusan dengan pihak yang berwajib maupun dapat menyebabkan terganggu kondisi psikis.
Leave a Reply