Freelance atau Part Time: Mana yang Lebih Tepat untuk Mahasiswa?

Sering kali mahasiswa melakukan kerja freelance dan part-time untuk menambah uang sajy mereka. Selain mendapat tambahan uang saku, kerja freelance dan part-time memberikan pengalaman nyata di dunia kerja. Serta menjadi pilihan alternatif bagi para mahiswa agar jadwal perkuliahan mereka tidak terganggu karena dua pekerjaan tersebut memiliki waktu yang lebih fleksibel dibandingkan dengan pekerjaan lainnya. Lalu, apa sih yang membedakan keduanya? Mari kita ulik dua opsi tersebut!

Apa itu pekerja freelance?

Freelance adalah seorang pekerja bebas yang tidak terikat dengan satu perusahaan atau organisasi tertentu. Freelancer atau sebutan khusus bagi para pekerja freelance biasanya bekerja secara mandiri dan melakukan proyek-proyek sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat dengan pemberi kerja. Freelancer dapat bekerja dari mana saja, tidak terikat dengan jam kerja yang tetap dan memiliki kebebasan untuk memilih proyek yang akan mereka kerjakan. Namun, freelancer tidak memiliki jaminan gaji yang tetap dan tidak mendapatkan manfaat (benefit) pekerja pada umumnya. Seperti cuti dan asuransi kesehatan yang biasa diberikan kepada karyawan perusahaan.

Apa itu pekerja part-time?

Part time adalah pekerjaan paruh waktu atau hanya bekerja sebagian waktu jika dibandingkan dengan pekerjaan penuh waktu. Pekerja part time biasanya bekerja kurang dari 35 jam per minggu dan tidak terikat dengan kontrak kerja. Pekerja part time sering dicari oleh orang yang ingin memiliki gaji tetap setiap bulan, namun tetap ingin memiliki waktu luang untuk mengikuti kegiatan lain (perkuliahan). Pekerja part time juga sering dicari oleh perusahaan yang tidak memerlukan kehadiran penuh dari karyawan, serta perusahaan yang membutuhkan tambahan staf sementara untuk mengatasi puncak kegiatan.

Baik pekerjaan freelance maupun part time dapat menjadi pilihan untuk mahasiswa, tergantung pada preferensi dan kebutuhan masing-masing individu. Berikut ini adalah beberapa pertimbangan yang dapat membantu mahasiswa untuk menentukan tipe pekerjaan yang diinginkan:

  1. Waktu kerja

Mahasiswa mungkin memiliki jadwal perkuliahan yang padat dan keterbatasan waktu. Jika demikian, mungkin lebih cocok untuk mencari pekerjaan part time yang memberikan fleksibilitas dalam mengatur jadwal kerja. Sementara di sisi lain, freelance dapat memberikan lebih banyak fleksibilitas dalam mengatur waktu kerja sendiri. Tetapi dengan cacatan harus mampu mengelola waktu dengan baik untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jadwal yang telah disepakati dengan klien.

  1. Pendapatan

Mahasiswa mungkin tertarik untuk mencari tambahan penghasilan. Pekerjaan part time mungkin memberikan pendapatan yang lebih stabil, tergantung pada perjanjian kerja yang telah disepakati. Freelance, di sisi lain, dapat memberikan potensi pendapatan yang lebih tinggi, tetapi pendapatan diterima sesuai pada jumlah pekerjaan yang dilakukan dan tingkat kompetisi di bidang tersebut.

Baca juga: Esteem Economy: Alasan Teoritis Orang-orang Mengejar Pengakuan di Media Sosial

  1. Pertumbuhan karier

Untuk membangun karier di bidang tertentu, maka pekerjaan part time dapat menjadi pilihan yang lebih baik. Sebab mahasiswa akan memiliki kesempatan untuk belajar dan berkembang di perusahaan tersebut. Sedangkan freelance dapat memberikan pekerjanya kesempatan untuk mengembangkan keahlian dan membangun portofolio pekerjaan. Tetapi freelancer kemungkinan tidak mendapatkan kesempatan yang sama untuk terlibat dalam proyek yang lebih besar atau tidak memiliki pengaruh di perusahaan.

  1. Keterampilan dan pengalaman

Jika memiliki keahlian dan pengalaman di bidang tertentu, kemungkinan besar akan lebih cocok untuk menjadi freelancer. Pekerjaan freelance dapat memberikan kesempatan untuk menawarkan keahlian dan pengalaman kepada klien. Sementara untuk pekerjaan part time mungkin lebih sesuai untuk pekerja yang ingin belajar dan mengembangkan keahliannya.

Kedua tipe pekerjaan tersebut bisa sesuai dengan kebutuhan dan preferensi masing-masing mahasiswa. Namun, jika mahasiswa memiliki jadwal kuliah yang cukup padat, maka freelance mungkin lebih tepat karena dapat mengatur waktu kerja secara fleksibel. Namun, jika mahasiswa ingin memiliki gaji tetap setiap bulan dan memiliki lebih banyak waktu luang, maka menjadi pekerja part-time mungkin lebih sesuai. Tentunya juga dengan mengikuti pilihan yang tepat untuk mencapai tujuan utama. Akhir kata dari penulis, semoga tulisan ini bermanfaat!

Editor: Rifki Elindawati

Alia Lestari
Mahasiswa Jurusan Manajemen UMY

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *