Tanpa disadari sosial media sudah menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Rasanya akan kurang apabila satu hari saja kita tidak membuka sosial media yang kita punya. Sosial media awalnya adalah alat yang dipakai untuk berkomunikasi, layaknya api, sosial media bisa mendatangkan manfaat apabila kita menggunakannya dengan tepat, pun juga sebaliknya apabila penggunaannya kurang tepat sosial media dapat membakar kita hinga habis tak tersisa.
Apa itu Esteem Economy dan apa kaitanya dengan media sosial?
Esteem dulunya dikenal dengan leisue. Leisue merupakan waktu untuk bersantai dan menghilangkan penat serta beban pikiran dengan bewisata ataupun melakukan kegiatan yang menyegarkan pikiran. Leisue di zaman sekarang mungkin bisa dilakukan dengan membuka media sosial yang kita miliki, di media sosail kita bisa bersantai sejenak dan menghilangkan beban fikiran yang ada. Esteem yang akan kita bahas pada artikel kali ini memiliki makna yang cukup berbeda. Esteem merupakan kegiatan atau perilaku seseorang di sosial media yang memamerkan kehidupannya agar seseorang tersebut mendapatkan pengakuan dari orang lain.
Pengakuan dari orang lain? Kok bisa?
Jadi begini, esteem economy adalah dampak yang ditimbulkan ketika seseorang berusaha mendapatkan pengakuan dari masyarakat melalui sosial media yang ada seperti Tiktok, Instagram Twitter, dan Facebook. Anak muda zaman sekarang, berlomba-lomba dalam membuat konten yang bisa menarik hati penonton di media sosial agar mendapatkan pengakuan dan fame (popularitas). Semua orang ingin viral dan ingin dikenal, fenomena ini menimbulkan dapak yang sangat signifikan terhadap kegiatan ekonomi.
Hal-hal Viral yang belakangan ini banyak terjadi di media sosial tanpa disadari akan menimbulkan demonstration effect. Demonstration effect inilah yang membuat banyak orang jadi penasaran, layaknya magnet, hal-hal viral mengundang orang di media sosial untuk membeli ataupun mendatangi tempat yang sedang viral tersebut.
Esteem Economy membawa pengaruh yang cukup besar bagi usaha yang terkena dampaknya. Contohnya bebrapa waktu lalu sempat ramai di media sosial tiktok, akun bernama Margo dengan risol isi mayonesnya. Dengan viralnya risol margo, banyak orang yang penasaran dengan rasa risol tersebut dan rela datang jauh-jauh dari luar daerah demi menyicipi risol margo.
Bahkan, karena viralnya risol margo di Tiktok, FYP saya beberapa waktu lalu dipenuhi dengan video orang-orang yang rela menempuh perjalanan jauh dan antri berjam-jam demi bisa mencicipi risol margo tersebut. Tujuan dari video-video tersebut dibuat adalah mereka ingin mendapat pengakuan bahwasanya mereka sudah datang dan berhasil menyicipi risol yang sedang viral itu.
Peran Influancer terhadap Esteem Economy
Sudah menjadi rahasia umum bahwasanya influencre menjadi salah satu orang yang ikut berperan penting dalam fenomena esteem economy yang sedang marak terjadi sekarang. Jika dahulu hanya artis-artis terkenal di iklan televisi saja yang bisa mempromosikan produk yang akan dijual, berbeda dengan zaman sekarang. Semua orang berpeluang besar untuk menjadi influencer dan bintang iklan dari produk yang akan dipasarkan.
Esteem economy memberi profit yang besar untuk suatu perusahaan. Semakin banyak followers yang dimiliki oleh seorang influencer, maka semakin besar pula peluang produk yang dipasarkan laris terjual. Ketika seorang influencer membagikan foto ataupun video review nya terhadap suatu produk maka followrsnya pun akan penasaran dan pada akhirnya membeli produk yang direview oleh influencer tersebut.
Baca juga: Melawan FOPO Lewat Self-Awareness
Cerdas memilah dan memilih yuk!
Sebegai generasi muda kita harus cerdas dalam memilih dan memilah siapa orang-orang yang bisa dijadikan sebagai panutan. Dengan semakin banyaknya trend dan hal-hal yang viral di media sosial, jangan sampai kita tergilas dan tidak memiliki jati diri lagi. Saya pribadi cukup sedih melihat banyak anak muda yang kehilangan jati dirinya dan menjadi orang lain saat dirinya membuat konten di sosial media demi mendapatkan popularitas yang didambakannya.
Leave a Reply