Budaya Konsumerisme Penggemar Kpop: Sebuah Kebutuhan atau Keinginan?

Masyarakat tidak pernah jauh dari kebiasaan berbelanja karena kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya atau sekedar memuaskan keinginannya akan suatu barang. Baik itu kebutuhan primer, sekunder maupun tersier. Apalagi anak muda zaman sekarang sudah tidak asing lagi dengan belanja online, dimana segala kebutuhan atau keinginan mereka dapat dengan mudah ditemukan. Seperti di Shopee, Lazada, Tokopedia dan lainnya. Karena biasanya jauh lebih murah daripada membeli langsung dari toko offline. Namun tidak sedikit orang yang lebih tertarik untuk membeli langsung dari tokonya untuk memastikan kualitas barangnya. Kegiatan berbelanja bisa menjadi bagian dari gaya hidup. Gaya hidup yang bisa disebut konsumerisme.

Konsumerisme adalah kebiasaan seseorang atau kelompok untuk mengkonsumsi atau menggunakan produk secara berlebihan, tidak sadar dan terus menerus. Membeli barang hanya berdasarkan keinginan dan tidak mempertimbangkan kebutuhannya. alasan utama seseorang mengkonsumsi adalah untuk memenuhi keinginan, yang lebih besar dari pemenuhan kebutuhan. Orang memiliki keinginan yang tidak terbatas sementara kemampuan mereka terbatas.

Dampak Negatif Budaya Konsumerisme

Tentu saja dari budaya konsumerisme ini memiliki dampak pada masyarakat. Baik dampak positif ataupun dampak negatif. Dampak negatif yang terjadi dari konsumerisme ini adalah

  • Menciptakan gaya hidup yang boros
  • Tidak bisa mengontrol uang antara pengeluaran dan pemasukan.
  • Perilaku seperti memunculkan perilaku buruk lainnya, yaitu sikap kompetitif dalam konteks negatif dan ketidakpuasan terhadap hal yang dimiliki.

Meskipun budaya konsumerisme memiliki dampak negatif, tetapi juga memiliki dampak positif. Misalnya, seseorang termotivasi untuk menambah penghasilan dan bekerja keras untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Atau tidak sedikit yang memutar otak mereka dan berkreasi agar menambah pemasukan finansialnya. Seperti kasus pada penggemar K-pop.

Konsumerisme yang Terjadi Pada Penggemar Kpop

Indonesia adalah negara dengan penggemar Kpop terbanyak. Maka tak heran jika banyak brand lokal seperti kosmetik atau makanan yang rela berkolaborasi dengan idol atau artis Korea, seperti Lemonilo yang bekerja sama dengan NCT Dream, White Lab dengan Sehun Exo, Something (Han Soo Hee) dan lainnya. Kolaborasi mereka membuat penggemar kpop rela mengeluarkan uang mereka untuk membeli apapun. Gaya konsumerisme para penggemar kpop ini membentuk image mereka tergolong kelas sosial yang cukup tinggi atau kaya, karena harga dari banyak brand yang berkolaborasi tidaklah murah, rata-rata 50.000 – 150.000 bahkan lebih.

Adapun cara yang dilakukan penggemar K-pop untuk menunjukkan cinta atau dukungan mereka kepada idolanya. Mereka bersedia mengeluarkan uang untuk membeli produk secara online. Seperti, membeli merchandise, photocard, album, dan lainnya di situs web resmi agensi atau pihak ketiga. semuanya adalah kebanggaan atau dukungan untuk seorang idola, dan sesuatu yang tampaknya dekat dengan idolanya. Ini adalah kesepakatan penggemar kpop sebagai kebanggaan atau dukungan untuk idolanya. Penggemar Kpop setuju dengan pemikiran dan arti dari membeli barang tersebut, meskipun terkesan sementara dan hanya preferensi tidak untuk digunakan sebagai kompetisi dan menyukai dalam batas yang wajar. tetapi, dari sisi konsumtif itu memunculkan ide bisnis di mana banyak penggemar mulai membuat sebuah usaha.

Baca juga: Agar Self-Reward Tak Berujung Pemborosan

Misalnya saat ini, ditahun 2021 fenomena group order (GO) yang dibuka oleh banyak K-popers juga meledak, group order biasanya bertujuan untuk membeli barang berupa pernak pernik idol K-pop. yang terhubung langsung oleh penjual Korea. Produk yang sedang booming saat ini biasanya dijual dengan harga yang luar biasa, seperti: photocard yang ‘limited” dari beberapa grup idola favorit mereka. Karena bisnis ini, banyak penggemar yang mampu membeli produk elektronik yang mereka inginkan dengan harga tinggi.

Jadi tidak ada salahnya menjadi K-poppers. Tidak hanya mendapatkan kesenangan tanpa keuntungan. K-pop ternyata mampu membawa manfaat positif bagi para penggemarnya tanpa disadari. Dimulai dari munculnya bakat terpendam pada hal yang disukainya hingga membuka usaha sendiri menjual merchandise atau merchandise bertema K-pop.

Upaya untuk Mengatasi Konsumerisme

Setelah mempelajari tentang budaya konsumerisme, mungkin kita berupaya menghindari perilaku tersebut. Berikut berapa tips yang dapat dilakukan:

  1. Prioritaskan pengeluaran: Hal pertama yang perlu di lakukan adalah mengendalikan diri sendiri. Menyikapi perilaku konsumtif dapat dimulai dengan menetapkan skala prioritas pengeluaran.
  2. Beli apa yang dibutuhkan: Biasakan membeli barang yang dibutuhkan. Pikirkan baik-baik saat tertarik untuk membeli sesuatu yang tidak ada dalam daftar prioritas.
  3. Buat anggaran: Membagi uang sesuai jadwal untuk membeli keperluan yang dibutuhkan supaya tertatat dan tidak berlebihan dalam menggunakannya.
  4. Catat setiap pemasukan dan pengeluaran: Dengan membuat catatan detail setiap uang yang masuk dan keluar, akan mempermudah saat merunut keuangan bulanan. Serta untuk mengetahui bagian-bagian yang jadi pengeluaran terbesar kita.

Editor: Rifki Elindawati

Selqly Ruwana Aisya
Mahasiswa Ilmu Komunikasi UMY

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *