Berdaulat Atas Diri Manusia, Kehidupan Masa Muda, dan Berbangsa

Di dalam setiap perjalanan kehidupan manusia sebahagian besar pernah mengalami ketidaksesuaian atas apa yang diimpikan. Problematika seperti itu bukan hal yang langka di dalam kehidupan. Banyak impian maupun harapan yang berada di dalam benak manusia, namun terkadang hanya harapan tanpa adanya tindakan.

Alangkah malu dan amat disayangkan harapan yang diinginkan tetapi tidak adanya tindakan(?). Hewan saja yang tidak memiliki akal, hanya menggunakan intuisi dan nafsunya setiap ia lapar. Ia bergerak melakukan sebuah aksi untuk memenuhi apa yang diperintahkan oleh metabolisme tubuhnya.

Hewan berdaulat atas apa yang dianugerahkan tuhan terhadap tubuhnya. Seharusnya manusia sebagai salah satu makhluk ciptaan harus bisa berdaulat atas apa yang tuhan perintahkan terhadapnya.

Berdaulat Sebagai Manusia

Arti berdaulat di dalam KBBI adalah mempunyai kekuasaan, ada juga yang mengartikan sebagai sebuah kebahagiaan, sebagai makhluk hidup yang tentunya tidak lain dan tidak bukan menjalankan kehidupan berdampingan dengan makhluk lainnya. Kita sebagai makhluk harus bisa berdaulat atas diri kita sebagai manusia.

Sedikit mengutip di dalam teologi islam, tepatnya di dalam hadist sabda Rasulullah SAW. “Perang besar bukan melawan musuh seperti saat perang badar, tetapi perang terbesar adalah ketika melawan diri sendiri” dari sabda nabi. Dapat kita tarik maknanya, bahwa kita sebagai manusia harus bisa menguasi “diri” kita (berdaulat) sebagai manusia.

Tuhan memberi manusia akal untuk mengontrol diri agar bisa berdaulat sebagai manusia, tentu nafsu menjadi salah satu tantangan bagi manusia. Kembali berbicara tentang harapan, manusia dalam menjalani kehidupan-nya tentu memiliki harapan, terlepas dari baik buruk harapan itu.

Intuisi hati manusia tentu paham baik buruknya harapan yang diinginkan. Jika manusia bisa berdaulat atas dirinya, manusia itu akan bertindak demi kebaikan dirinya maupun didalam kehidupan-nya.

Seperti apa yang pernah dikatakan Mbah Nun “Kebenaran itu urusan dapur, tetapi kabaikan adalah tugas sebagai manusia”. Biarlah kebenaran menjadi tugas masing-masing, tetapi kebaikan adalah tugas bersama, terlepas dari apa yang kamu anggap benar, simpan saja di dalam dirimu, karena output dari kehidupan adalah kebaikan untuk sesama makhluk ciptaan-nya.

Manusia yang mampu berdaulat atas dirinya, ia akan bertindak sebagai manusia bukan sebagai perut kebawah (hewaniah). Dimana ia mampu menguasai dirinya untuk berbuat kebaikan, serta memanusiakan manusia, begitu pula dengan makhluk lainnya.

Kehidupan Masa Muda

Kedaulatan di dalam diri manusia akan mampu menuntun arah dan tujuan kehidupan. Masa muda adalah salah satu kehidupan yang struggle dan kadang terombang-ambing diambang kebimbangan yang kurang jelas. Maka dari itu berdaulat atas diri sebagai manusia sangat diperlukan.

Arah dan tujuan jangka panjang, menengah, dan pendek harus dipersiapkan bahkan sudah harus dijalankan dimasa muda. Meski tidak begitu terstruktur tetapi perjalanan untuk menuju tujuan itu harus dipersiapkan.

Sebagai manusia muda yang bisa berdaulat atas dirinya, semua perjalanan yang ia lewati akan dijalankan dengan kebahagiaan. Karena ia memiliki kuasa atas diri dan paham atas kedaulatan-nya sebagai manusia, makhluk yang diciptakan tuhan di bumi sebagai khalifah.

Masa muda yang dijalankan dengan kedaulatan akan melahirkan sebuah kebermanfaatan. Lagi-lagi mengutip hadist Nabi SAW. “Sebaik-baik manusia adalah ia yang bermanfaat terhadap sesama” kebermanfaatan terhadap sesama makhluk tentu sangat diperlukan.

Mengingat kita sebagai manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri dan bergantung terhadap makhluk lainnya. Menjadi manusia yang bermanfaat tentu tidak hanya bermanfaat untuk diri sendiri maupun makhluk lainnya, tetapi dalam berbangsa kebermanfaatan itu sangat diperlukan.

Baca juga: Waspadai Sindrom FOMO, khususnya untuk para remaja

Berbangsa

Berbangsa merupakan manusia yang memiliki landasan moral, etika, dan akhlak dalam kehidupan sosial. Manusia yang berdaulat atas dirinya tentu secara tidak langsung ia paham akan hal tersebut. Karena ia tahu bagaimana cara memanusiakan manusia di dalam kehidupanya.

Kedaulatan diri dalam kehidupan berbangsa tentunya sudah harus ditanamkan sejak masa muda. Selain generasi muda adalah harapan bangsa itu sendiri sebagai penerus berkebangsaan, generasi muda juga harus bisa berdaulat atas dirinya sendiri. Sehingga bisa bermanfaat untuk sesama dalam berbangsa.

Sangat amat disayangkan bangsa yang memiliki keanekaragaman bahasa, budaya, adat istiadat, dan bahkan sejarah, tetapi generasi muda penerus bangsanya tidak memberi kebermanfaatan terhadap sesamanya. Amat cantik semboyan negeri kita Indonesia di dalam Bhineka Tunggal Ika “Berbeda-beda tetapi tetap satu”.

Kesadaran berdaulat atas diri sejak muda sangat diperlukan. Karena itu adalah pondasi dan hal yang paling fundamental yang harus dilatih, diterapkan sejak dini untuk kehidupan sebagai manusia untuk kebermanfaatan sesama maupun berbangsa.

Begitu amat pentingnya peran generasi muda untuk bangsa, bukan bangsa yang menciptakan generasi muda yang bermakna. Tetapi generasi mudalah yang membangun bangsa itu ingin menjadi seperti apa, mungkin bangsa memiliki harapan, tetapi generasi mudalah yang akan menciptakan.

CATATAN: Tulisan ini adalah karya pemenang Juara 3 dari Lomba Menulis Artikel Populer Narasi Nara tahun 2023

(Editor: Moh Andy Iqbal)

Ahmad Imam Mustakim
Mahasiswa Prodi Manajemen UMY

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *